PERJALANAN GODBLESS LEGENDA ROCK INDONESIA

            Nama grup band GOD BLESS tidak terlepas dari nama Ahmad Albar dan Donny Fattah Gagola. Lantaran kedua musisi inilah pendiri grup band rock legendaries ini bisa eksis sampai saat ini. 

            Ahmad Albar yang dikenal lewat layar lebar sebagai Djendral Kancil di tahun 60-an, tiba-tiba menghilang dan hidup di negri Belanda. Di negara kincir angin itu ia tercatat sebagai salah seorang vokalis muda berbakat. Bersama teman-temannya yang musisi Belanda, ia sempat membentuk grup band TAKE FIVE (1966-1967), kemudian mendirikan CLOVER LEAF (1967-1972). Mereka menghasilkan satu album dan lima single, dan melahirkan hits Don’t Spoil My Day serta Grey Clouds yang menyabet sukses.

            Sekembali dari negeri Belanda pada Desember 1972, Ahmad Albar bersama Donny Fattah membentuk God Bless tepatnya pada bulan Mei 1973.

            Sulitnya mencari gitaris rock yang andal pada tahun itu bagi Ahmad Albar yang akrab disapa Iyek, membuat ia harus merekrut teman sesama musisi asal Belanda,Ludwig Lemans. Gebrakan awal grup musik asal Jakarta ini pada konser musik bergengsi SUMMER’ 28 yang diselenggarakan di Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Formasi awalnya Fuad Hasan (drum), Ahmad Albar (vokal), Ludwig Lemans (gitar), Donny Fattah (bas) dan Deddy Dores (keyboard). Seatahun kemudian, 5 Mei 1973, ketika mereka tampil di Taman Ismail Marzuki, Deddy Dores posisinya digantikan oleh Yockie Suryoprayogo (keyboard) yang pada akhirnya banyak memberikan kontribusi pada grup band ini.

            Bongkar pasang personel di tubuh God Bless terus terjadi, apalagi ditinggal Ludwig ke negeri Belanda pada akhir 1973, otomatis harus mencari gitaris yang setara dengannya. Di posisi gitar pernah tercatat nama Deddy Dores dan Odink Nasution.Yang dramatis, ketika bulan Juni 1974, penggebuk drum berbakat Fuad Hasan dan Soman Lubis (keyboard) mengalami kecelakaan lalu lintas di Tugu Pancoran, Jakarta Selatan. God Bless masa berkabung, lantaran keduanya meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut.

            Untuk mengisi kekosongan, direkrutlah Nasution bersaudara (Odink Nasution, Keenan Nasution dan Debby Nasution). Namun pada tahun 1975 (formasi ke VII), Formasi inilah yang bisa disebut formasi utuh atau solid untuk eksistensi God Bless di masa datang. Kejelian Ahmad Albar memilih teman bermusiknya boleh dibilang tepat. Maka direkrutlah Ian Antono dan Teddy Sujaya, yang keduanya dari Band Bentoel untuk mengisi posisi gitar dan drum. Lahirlah album pertama God Bless yang diberi judul GOD BLESS dengan formasi Ahmad Albar (vokal), Donny Fatah (bas), Yockie Soeyoprayogo (keyboard), Ian Antono (gitar) dan Teddy Sujaya (drum).

            Nama God Bless semakin berkibar. Anak-anak band yang memilih aliran musik rock ini menguasai seluruh panggung pertunjukan di Indonesia. Maka pada tahun 1980 mereka merilis album kedua dengan nama CERMIN, dengan pemain keyboard Abadi Soesman yang menggantikan posisi Yockie, lantaran pemain musikus andal ini harus mengerjakan sejumlah proyek musik di grup. 

            Seajak merilis CERMIN, God Bless lama vakum. Masing-masing personelnya sibuk. Donny Fatah, salah satu pendiri grup ini berangkat ke Amerika untuk memperdalam bisnis musik, sedangkan Ahmad Albar sibuk dengan solo kariernya. Hingga tahun 1986, sepulang Donny dari Amerika, God Bless kembali masuk rekaman dengan kembali ke formasi VII : Ahmad Albar, Donny Fattah, Yockie Soeryoprayogo, Ian Antono dan Teddy Sujaya dengan merilis album SEMUT HITAM yang didanai Log Zhelebour, yang sekaligus menjadi promotor pertunjukan musik gaek ini dan meraih sukses dalam penjualan albumnya.

            Di tahun 1989, Ian Antono cabut dari grup dan posisinya digantikan Eet Syahranie, gitaris muda yang cukup potensial. Lahirlah album RAKSASA (1989), dan pada tahun 1990 mereka menggubah serangkaian hits God Bless dari album-album terdahulu yang dikemas dengan apik dalam THE STORY OF GOD BLESS.

 

Kevakuman kali ini cukup lama. Yockie meninggalkan God Bless untuk bergabung dengan KANTATA dan SWAMI. Ia berkolaborasi dengan teman-teman musisi seperti Setiawan Djodi, Iwan Fals, Totok Tewel, Sawung Jabo dan beberapa musikus lain. Sedangkan Ahmad Albar dan Donny Fattah ikut bergabung dengan Ian Antono yang mendirikan grup musik baru, GONG 2000, bersama teman-teman musisi seperti Yaya Moektio (drum) dan Harry Anggoman (keyboard), yang menghasilkan album BARA TIMUR (1991), double album LIVE IN JAKARTA (1992), LASKAR (1993), PRAHARA -LIDAH PETAKA- (1997).

 

Kejenuhan dari kesibukan masing-masing personel God Bless mulai terasa. Justru mereka merasa rindu dan kangen untuk bergabung kembali di God Bless yang mereka bangun dengan susah payah. Di tahun 1997 mereka sepakat sepakat untuk berkumpul dan terealisasilah album mereka yang diberi judul APA KABAR (1997).

 

Pada era tahun 2000an, GOD BLESS mengalami beberapa kali perombakan presonil. Daintaranya adalah masuknya kakak beradik Inang (Drum) dan Iwang Noorsaid (Keyboard), kembalinya Abadi Seosman untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh Yockie, dan sempat diselingi dengan kehadiran Yaya Moektio dan Gilang Ramadhan pada posisi drummer.

 

Formasi Yaya Moektio dan Abadi Soesman, bersama trio God Bless Achmad Albar, Donny Fattah, dan Ian Antono, menelurkan sebuah album pada medio 2009 dengan judul: “God Bless 36th, yang menandai 36 tahun perjalanan God Bless di belantika musik Nusantara.

 

Tahun 2012, God Bless mulai diperkuat oleh drummer Fajar Satritama, yang tak lain adalah rekan Eet Sjahranie sekaligus pendiri dari band Edane. Berawal dari sekedar additional player, Fajar yang menggantikan posisi Yaya Moektio, berhasil membawa warna baru dan modern pada God Bless tapi tak menghilangkan ciri dan warna asli God Bless yang selama ini dirindukan oleh para penggemarnya. Formasi ini pun akhirnya bertahan cukup lama, hingga akhirnya pada awal tahun 2017 merilis sebuah album Cermin 7, sebuah album rekam ulang dari salah satu album God Bless paling fenomenal, yaitu Cermin (1980).

Album Cermin 7 mendapat apresiai yang cukup bagus dari para pencinta musik tanah air bahkan manca negara. Pada tahun beredarnya, album ini berhasil menjadi salah satu nominasi album terbaik dari Anugerah Planet Muzik 2017, serta berhasil meraih penghargaan album rock terbaik pada ajang AMI Awards 2017.

Sudah 48 tahun God Bless dibangun dengan susah payah dan keringat serta air mata, secara selektif grup ini hanya mengahsilkan tujuh album GOD BLESS (1975), CERMIN (1980), SEMUT HITAM (1988), RAKSASA (1989), APA KABAR? (1997), GOD BLESS 36th (2009), CERMIN 7 (2017), ditambah sebuah kompilasi yang dikemas dalam THE STORY OF GOD BLESS (1990).

Grup musik cadas God Bless masih tetap berdiri kokoh bagai ‘karang’. Kini ia sudah menjadi legend bagi perjalanan musik rock di Indonesia.